Diam saja. Tak ada tepuk tangan atau kesedihan
Terlukis, seolah terbiasa dengan tangis. Wajahmu
Batu tanpa lipatan-lipatan. Dan parit-parit
Pipi itu cukup kemarau kukenali
Berita terakhir. Remote lebih memilih
Sandiwara dimatikan. Sensasi, telenovela, dan
Ruang konsultasi ditimbun suara hujan
Tak ada iklan,
Rintik serangga menggema ruangan
Lantas kau biarkan jendela terbuka. Di luar
Barangkali ada adegan yang lebih sedih muncul
Dari balik kelam. Tapi aku paham,
Kau lelah melelehkan kelpoak mata. Sementara
Tik-tok jam dan puisi-puisi basah dihujani sepi
0 komentar:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda
Terima kasih telah berkunjung...